Keteladanan Para Pendahulu

Para pendahulu kita (Salafus Shalih) adalah generasi Islam awal yang saleh dan sangat taat terhadap agama.

Abdullah bin Amr bin ‘Ash adalah salah satu sahabat Nabi Saw yang gemar menjalankan puasa. Bila senja berakhir dan malam telah tiba, beliau mengerjakan shalat dan membaca al-Qur’an sampai Shubuh. Beliau merasakan hal itu amat memenatkan tubuhnya, tapi semangatnya untuk mencari ridha Allah tetap menggelora di dada. Kecintaannya untuk selalu menjalankan agama tetap bersemayam kuat di hatinya. Namun demikian, beliau tetap bertanggung jawab terhadap nafkah keluarganya, bekerja di siang hari meski tidak makan dan minum karena berpuasa. Isterinya adalah seorang wanita yang penuh pengertian dan penyabar yang menyadari kegiatan suaminya dalam mencari ridha Allah, dan Allah pun bergembira kepadanya. 

Ibadah puasa tidak menjadikan aktifitas harian para sahabat Nabi berkurang, bahkan justru mendorong mereka lebih bersemangat dalam mengejar karunia-karunia Allah Swt.

Demikian halnya yang dilakukan Abu Hurairah. Beliau adalah salah seorang sahabat Nabi Saw yang banyak meriwayatkan hadits dan gemar melakukan puasa. Imam Bukhari mengumpulkan delapan ratus hadits yang diriwayatkan oleh beliau. Abu Hurairah adalah sosok sahabat Nabi Saw dari kalangan kaum lemah yang tidak memiliki tempat tinggal. Namun dengan keterbatasannya, Abu Hurairah dan sahabat-sahabat lainnya senantiasa berusaha menjaga keimanan dan mereka belum pernah meninggalkan puasa Ramadhan. 
Bahkan, sejak enam bulan sebelum kedatangan Ramadhan, mereka memohon kepada Allah Swt supaya dipertemukan dengan bulan Ramadhan.”Allahumma barik lana fi Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan”; Ya Allah, karuniakan kami keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukan kami dengan Ramadhan. 
Tidak hanya itu. Setelah Ramadhan, enam bulan berikutnya, mereka pun berdo’a agar ibadah yang dilakukan selama Ramadhan dari puasa, shalat malam, membaca al-Qur’an, sedekah dan amal saleh lainnya, diterima oleh Allah Swt.

Lalu, apa yang menjadikan para pendahulu kita begitu bersemangat dalam menyambut kedatangan Ramadhan? Tentu saja, keteladanan mereka tidak ada begitu saja, karena yang pasti Rasulullah Saw sangat berperan dalam membentuk kepribadian mereka dengan bimbingan dan keteladanan akhlaknya yang mulia. Tidak heran, jika mereka memandang bulan Ramadhan adalah musim untuk mengukir amal-amal ketaatan dan kesempatan untuk makin mendekatan diri mereka kepada Allah Swt. Bagi mereka, memperbanyak ibadah, bukanlah suatu kesulitan, karena mereka telah terbiasa melakukan puasa dan shalat malam pada bulan-bulan yang lain. Mereka juga telah terlatih dalam hal kesabaran dan kemampuan menahan diri dari sebagian kenikmatan dunia dan hawa nafsu.

Ust. Shaifurrokhman Mahfudz (Board of Imam CIDE-NSW)

Subscribe our Telegram Channel to get instant Ramadhan updates at:
https://t.me/cidensw
https://t.me/cidensw_ca