Arti Puasa
Secara umum, puasa dapat diartikan dengan ’menahan diri”, baik menahan diri untuk tidak berbicara, menahan diri untuk tidak melihat hal-hal yang diharamkan, menahan diri dari makan dan minum serta menahan diri dari apa saja.

Dalam syariah Islam, puasa adalah beribadah kepada Allah Swt dengan jalan menahan diri dari segala hal yang bisa membatalkan puasa sehari penuh dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
Jadi, puasa dalam pandangan Islam dianggap sebagai salah satu bentuk ‘ibadah atau pengabdian kepada Allah Swt’, karena tidak sedikit orang yang menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa tetapi tidak ditujukan untuk beribadah kepada Allah Swt. Bisa jadi hanya sebagai syarat untuk mencari kehebatan diri atau tujuan-tujuan lain yang tidak dibenarkan Islam.

Awal Perintah Puasa
Tidak semua hukum Allah yang diperuntukkan manusia harus diberlakukan sekaligus. Terdapat sebagian perintah dan larangan yang ditetapkan Islam tersebut disampaikan Allah melalui Rasul-Nya secara bertahap, sesuai dengan pertimbangan keadaan dan prioritas dakwah saat itu. Salah satunya, dalam ibadah puasa.
Saat itu, masyarakat Arab telah memiliki tradisi puasa tersendiri yang bercampur dengan praktek-praktek kemusyrikan.

Tetapi, untuk melepaskan kebiasaan-kebiasaan buruk manusia dalam puasa merupakan perkara yang amat berat. Ini yang telah membuat kewajiban  berpuasa diakhirkan sampai ke pertengahan masa kenabian, yakni setelah Nabi Saw berhijrah ke Madinah. 
Hal itu terjadi, karena ketika itu ketauhidan umat dan konsistensi mereka dalam menjalankan kewajiban shalat sudah kokoh. Mereka sudah terbiasa menjalankan setiap perintah Al-Quran. Sehingga dalam kondisi ini, mereka telah siap mendapatkan perintah baru yang cukup berat. Dengan begitu, secara berangsur kewajiban ini diperintahkan Allah kepada mereka.  

Perintah puasa Ramadhan ini persisnya turun pada tahun ke-2 Hijrah. Sampai kewafatannya, Rasulullah Saw telah 9 kali menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Puasa Ramadhan itu Wajib
Setiap umat memiliki perkara-perkara wajib yang telah ditetapkan oleh Allah Swt melalui nabi-nabi-Nya. Perkara wajib memiliki pahala yang cukup besar di sisi Allah dari pada perkara sunnah. Allah juga lebih senang perkara yang wajib daripada perkara yang sunnah, sekalipun perkara sunnah tidak boleh diabaikan, karena ia dapat menambal perkara yang wajib bila ia mengalami kelalaian. 

Demikian juga dengan puasa, ia memiliki sejarah yang sangat tua. Puasa tidak hanya diwajibkan bagi umat Nabi Muhammad Saw saja, tapi umat-umat nabi yang terdahulu juga diwajibkan melakukan ibadah puasa. Hanya saja metode dan pelaksanaannya yang berbeda.

Umat Muhammad Saw diberi keistimewaan dibanding umat-umat yang terdahulu dalam menjalankan perintah  puasa. Puasa bagi umat ini diwajibkan hanya dalam bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Swt:
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu menjadi orang yang bertakwa“. (QS. 2: 183)

Meskipun demikian, pada awalnya, kewajiban puasa hanyalah sebuah pilihan. Karena, jika tidak mampu berpuasa, maka bisa digantikan dengan memberi makan kepada satu orang miskin setiap hari.  Kemudian Allah Swt meniadakan kebolehan memilih ibadah tersebut dan kewajiban berpuasa menjadi pasti, tanpa ada pilihan lagi. 
Sedangkan, keringanan untuk memberikan makan hanya diperuntukkan bagi orang tua yang tidak lagi kuat berpuasa. Mereka boleh berbuka dan menggantinya dengan memberikan makan kepada satu orang miskin setiap hari. Demikian pula, orang yang sakit dan melakukan perjalanan (safar) diperbolehkan untuk berbuka dengan kewajiban untuk menggantinya di bulan yang lain (qadha’). 
Bagi orang yang hamil dan menyusui, jika dia takut atas kondisi dirinya, ia diperbolehkan untuk berbuka dan qadha’. Tetapi jika yang dia takutkan adalah kondisi kesehatan anaknya, maka ada kewajiban tambahan yaitu memberikan makan kepada seorang miskin setiap hari, disamping qadha’ puasa. (shaif)

Ust. Shaifurrokhman Mahfudz (Board of Imam CIDE-NSW)

Subscribe our Telegram Channel to get instant Ramadhan updates at:
https://t.me/cidensw
https://t.me/cidensw_ca