Program Hari ke-8: Menjaga Kesucian Hati

Pada suatu malam, Amirul Mukminin Umar bin Khattab pergi meninjau keadaan kaum muslimin. ‘Umar mendengar suara wanita sedang merintih.

Di tempat lain, dia juga melihat seorang laki-laki yang sedang duduk, lantas ia mendekatinya. ‘Umar bertanya: “Siapa kamu?”  
Laki-laki itu menjawab, “Aku datang dari kampung hendak menghadap kepada Amirul Mukminin untuk meminta kemurahannya.

Umar bertanya lagi, “siapa wanita itu?” laki-laki itu menjawab, “wanita yang akan melahirkan.” Umar bertanya, “apakah ia memiliki saudara?” laki-laki itu menjawab, “tidak”. Umar langsung pergi. Laki-laki itu tidak mengenal siapa Umar sebenarnya.

Sampai di rumah Umar berkata kepada istrinya, Ummu Kultsum binti Abi Thalib, “Apakah dinda ingin mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah?” Ummu Kultsum menjawab, “Apa itu?
Umar menjawab, “ada seorang wanita yang melahirkan, tapi ia tidak mempunyai seorang saudara pun.

Kemudian mereka berdua pergi. Ummu Kultsum berjalan di belakang Umar membawa periuk dan mangkok. Sesampainya di tempat yang dituju, Umar berkata kapada Ummu Kultsum, “masuklah temui wanita itu.” Dan akhirnya wanita itu melahirkan.
Ummu Kultsum berkata, “Berbahagialah Amirul Mukminin, bayinya lahir dengan selamat” .

Ketika orang kampung itu mendengar ucapan “Wahai Amirul Mukminin”, tubuhnya gemetar karena takut dan malu. Dia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sungguh aku sangat malu kepadamu. Begitukah engkau merendahkan dirimu sendiri?

Orang yang paling aku cintai adalah orang yang mau menunjukkan kekuranganku”, jawab Ummar bin Khattab.

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini untuk mengasihani anak-anak yatim, memberi makan, menebarkan salam dan bersahabat dengan orang-orang mulia. Dengan keutamaan-Mu, wahai Tempat Bernaung orang-orang yang berharap.”