Suatu ketika di Masjid Al Hijrah, Pak R, salah satu sesepuh Masjid bercerita.

Ada bule aussie, yang juga seorang pengusaha di Sydney, bercerita bahwa suatu ketika ia naik taxi. Sopir mengajaknya ngobrol. Tapi karena sedang sibuk, dia fokus pada laptop di depannya dan hanya mendengar sambil lalu apa yang diomongkan oleh Pak Sopir.

Pak Sopir ini ngoceh terus. Sang Sopir ngomong tentang qur’an kitabnya orang islam, tentang Tuhan, tentang kebesaran Tuhan. Pak Sopir terus ngomong meskipun sang penumpang tidak menanggapinya. Singkat kata, akhirnya dia sampai tujuan dan keluar dari taxi itu. Selamat dari ocehan sang Sopir.

Hanya saja, sejak kejadian itu, dia merasa telinganya masih terus mendengar celotehan Pak Sopir Taxi tentang Al Qur’an, tentang kebesaran Tuhan. Dan itu terus menghantui dirinya. Sampai akhirnya ia putuskan ke toko buku membeli terjemahan al qur’an. Dia ingin tahu ada apa sebenarnya dengan al qur’an sampai dia tidak bisa menghilangkan cerita si sopir Taxi tentang Al qur’an.

Singkat cerita, setelah lima tahun dia belajar Al Qur’an, dia pun yakin dengan Al Qur’an dan akhirnya masuk Islam. Subhanallah walhamdulillah.

Hanya saja, dia merasa sangat berhutang budi dengan Pak sopir taxi itu. Kalau sopir itu tidak ngoceh tentang qur’an, selamanya dia ada dalam kejahilan dan kegelapan. Akhirnya dia pun pergi ke Lakemba, daerah pinggiran Sydney tempat mayoritas muslim Australia berada. Yang dia ingat, sopir tersebut pakai topi putih dan berjanggut lebat. Sayangnya dia dapati banyak orang bertopi putih berjanggut lebat di Lakemba. Akhirnya dia pun sampaikan kisah keislamannya kemana – mana dengan harapan sang Sopir menampakkan batang hidungnya. Dan dia pun tidak pernah mendapatkannya.

Saudaraku fillah. Sesungguhnya menjadi dai tidaklah harus seorang Ustadz. Sopir taxi pun menjadi bisa menjadi da’i. Kita berdakwah tidak menunggu menjadi menjadi Ustadz. Apapun profesi kita, kita menjadi da’i, menjadi penyeru kepada jalan Allah, menjadi pengundang/pengajak kepada jalan Allah.

Pelajaran yang lainnya adalah keikhlasan seorang da’i sangat penting. Sang Sopir tetap menyembunyikan jati dirinya. Bule Aussie itu tahu dia atau tidak, pahala dari Allah tetap mengalir kepadanya. Kebaikan apapun yang dilakukan oleh bule muslim tadi, pahalanya akan juga mengalir kepadanya.

Sebagaimana sabda Nabi SAW:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya (HR. Muslim)

Saudaraku, mari sebarkan kebaikan islam ke segenap penjuru dunia apapun profesi anda.

Akhukum fillah,

Khairul anam
http://khairulanam.com