Program Hari Ke-13: Menghindari Fitnah

Ibnu Jauzi berkata, “Bertawakallah kepada Allah! Hendaklah kamu sibuk mengoreksi aib dirimu sendiri daripada mengoreksi aib orang lain. Kamu jangan seperti lalat yang tidak mau hinggap di tubuh yang sehat, tapi ia lebih menyukai tempat yang penuh dengan luka berdarah.”

Orang yang sibuk mencari kekurangan orang lain, sementara ia kurang begitu memperdulikan kekurangannya, maka Allah akan menguasakan orang lain untuk mencari kekurangan yang ada pada dirinya untuk kemudian disebarluaskan.

Diceritakan bahwa ‘Umar bin Abdul Azis pernah didatangi seorang laki-laki yang hendak menceritakan keadaan orang lain kepadanya. Umar berkata kepada lelaki itu, “Jika kamu ingin, aku akan meneliti perkaramu. Jika kamu berbohong, kamu termasuk kelompok orang yang tertuang dalam ayat ini; “Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita , maka periksalah dengan teliti.” (al-Hujurat 49-6)
Sebaiknya jika kamu berkata jujur, maka kamu termasuk orang yang tertulis dalam ayat ini, “Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (al-Qalam 68-11)
Jika kamu ingin, aku bersedia mengampunimu. Lelaki itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, maafkan aku. Aku tidak akan memfitnah lagi selamanya.”

Suatu saat Rasulullah saw melewati dua kuburan. Kemudian beliau bersabda: “Kedua orang dalam kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena dosa besar. Benar, mereka disiksa bukan karena melakukan dosa besar. Dia disiksa karena tidak menutupi badannya saat kencing. Adapun orang yang satunya lagi gemar memfitnah.” (HR Bukhari).

Ya Allah, sucikanlah aku di bulan ini dari segala jenis kotoran, jadikanlah aku di bulan ini sabar menerima setiap ketentuan-(Mu), dan anugerahkanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk meraih takwa dan bersahabat dengan orang-orang yang bijak dengan pertolongan-Mu wahai Kententraman hati orang-orang miskin.