Sebagaimana Ummul Mu’minin Aisyah
radhiyallahu ‘anha berkata,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)

Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim)

2 hadist yang mendorong jamaah Masjid Al-Hijrah di malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan berbondong-bondong mendatangi masjid dan menghidupkannya, melakukan sholat lail, tilawah ataupun ibadah yang lainnya. 

“Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, “Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (artinya ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Ash Shohihah)

                         

                                                                                   

                                 

Subhanallah, diperkirakan lebih dari 200 jamaah yang beritikaf di malam ke 25 Ramadhan membuat padatnya Masjid dan Wisma Al-Hijrah yang terletak dibelakang masjid. Meskipun sangat padat, sholat malam berjamaah dengan  lebih dari 5 shaf terisi penuh yang dilanjutkan dengan muhasabah, berjalan dalam keheningan, mengantarkan jamaah ke dalam titik kesadaran jiwa yang tinggi (in shaa Allah) tentang keberadaanNya, tentang keberadaannya, tentang khilaf dan salah, tentang dosa, tentang ampunan. Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’. Ya Allah jangan pernah  jadikan air mata kami kering, karena dengan air mata tersebut membuat kami semakin dekat denganMu, semakin tunduk kepadaMu, sujud kami adalah untukMu. Ya Allah panjangkanlah usia kami sehingga kami bisa bertemu dengan bulan-bulan Ramadhan yang akan datang, kami rindu akan derasnya air mata yang mengalir dikeheningan malam-malam Ramadhan. Kami akan selalu merindukan Ramadhan. Dan masjidpun tidak lagi bisa menampung jamaah sholat Subuh yang memaksa sebagian dari jamaah sholat di luar di dalam dinginnya musim dingin. Ya Allah kami juga akan selalu rindu hari-hari dimana masjid dipenuhi jamaah sholat, makmurkanlah masjid ini, makmurkanlah masjid ini ya Allah.

Malam ke 27 Ramadhan tidaklah jauh berbeda dengan malam ke 25, masjid penuh sesak. Membuat panitia Ramadhan memutuskan untuk memperpendek jarak antar shaf yang semula berjumlah 6 shaf di dalam masjid menjadi 7 shaf diluar jamaah yang bersedia dan berlapang dada untuk sholat diluar masjid. Ya Allah, muliakanlah saudara-saudara kami ini ya Allah.Selepas sholat teraweh, fundraising diselenggarakan untuk membantu saudara-saudara muslim Indonesia di Melbourne untuk pembelian properti yang akan  dijadikan Muslim Community Center di Melbourne Barat. Alhamdulillah dalam waktu kurang dari 1.5 jam telah terkumpul dana sebesar A$ 43,000. Ya Allah, terimalah infaq kami, jadikanlah dia sebagai pemberat timbangan kebaikan kami di akherat kelak, aamiin.

                         

Bagaimana dengan kebutuhan makanan selama itikaf berlangsung terutama pada 2 malam tersebut ? Masya Allah, ibu-ibu telah menyiapkan dengan sangat-sangat baik. Bermacam-macam masakan tersedia, melimpah sehingga tidak ada satupun jamaah yang kekurangan pasokan energi yang akan dipakai untuk melakukan aktifitasnya dihari-hari tersebut. Bahkan, saking begitu banyaknya variasi makanan yang tersedia membuat panjang deretan makanan dan boleh dikatakan  sangat wah, Subhanallah. Ya Allah, semoga apa yang dilakukan ibu-ibu mendapatkan balasan yang berlipat-lipat, aamiin.