Ibadah Nabi Selama Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah, ketaatan dan taqarrub kepada Allah Swt. Berbagai ibadah dan amal sholeh seyogianya lebih giat dilaksanakan di bulan ini.
Begitulah sunnah Nabi sepanjang bulan suci ini. Beliau sendiri melakukan amal-amal ibadah yang tidak dilakukan di luar Ramadhan. Beliau juga mendorong para sahabatnya untuk banyak beribadah, taat dan menghadap Allah Swt. Sabda Nabi:
عن أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ مَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبُوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَمُنَادٍ يُنَادِي يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبَلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.
Dari Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda: “ Di malam pertama bulan Ramadhan syeitan-syeitan dari bangsa jin diikat. Pintu-pintu neraka ditutup, tidak satupun yang dibuka. Pintu-pintu sorga dibuka, tidak satupun yang ditutup. Dan ada yang menyeru: wahai orang yang menginginkan kebaikan majulah. Wahai orang yang menginginkan keburukan mundurlah. Dan Allah akan membebaskan banyak orang dari api neraka. Dan itu pada setiap malam” (Hadits sepakat Bukhari dan Muslim).

Diantara ibadah-ibadah Nabi di bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:

Pertama: Puasa Ramadhan
Allah Swt. berfirman:
Barangsiapa di antara kamu yang menyaksikan bulan itu, hendaklah berpuasa pada bulan itu” (Al-Baqarah: 185).

Nabi Saw. bersabda: “ Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena didasari oleh iman dan ihtisab (ingin mendapatkan pahala dari Allah), dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu” (Hadits sepakat Bukhari dan Muslim).

Nabi Saw. bersabda: “ Kalian telah memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa ” (HR An-Nasai, dishahihkan oleh Al-Albani).

Nabi juga mengingatakan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk beramal di bulan ini. Karena dengan beramal di bulan ini, sangat besar peluang untuk untuk mendapatkan pengampunan Allah dan ketinggian derajat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Saw. naik mimbar dan berkata: “Amin, amin, amin”. Beliau ditanya: wahai Rasulullah, engkau naik mimbar dan berkata: amin, amin, amin. Beliau menjawab: « Jibril datang kepadaku dan berkata: “orang yang memasuki bulan Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan pengampunan Allah, akan masuk kedalam neraka, maka jauhkanlah dari Allah; katakanlah: amin, maka saya mengatakan: amin” (HR Ibn Khuzaimah, kata Al-Albani hadits hasan shahih).

Setiap Muslim harus berhati-hati, jangan sampai waktu-waktunya di bulan ini berlalu begitu saja larut dalam kegiatan yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah Swt., atau dengan perkara mubah yang tidak mendatangkan pahala. Karena orang yang berbuat maksiat, ketika nanti di hari kiamat melihat orang-orang yang berbuat baik, akan menyesal dengan kemaksiatannya. Dia akan berandai, jika dulu di dunia melakukan seperti yang dia lakukan. Penyesalan dan rintihan yang tak akan bermanfaat tentunya.

Nabi memberitakan bahwa diantara manusia ada orang yang berpuasa hanya mengikuti kebiasaan. Orang yang berpuasa seperti ini tidak akan memperbaharui perilakunya atau meluruskan cara berpikirnya. Orang seperti ini tidak mengetahui hakikat puasa kecuali sekedar menahan dirinya dari makan dan minum dalam waktu tertentu.
Dalam konteks inilah Nabi Saw. bersabda:
Siapa yang tidak meninggalkan kebohongan, penipuan dan kejahilan, sesungguhnya Allah tidak membutuhkan kalian sekedar meninggalkan makan dan minum” (HR Bukhari).

Nabi bersabda:
Banyak orang yang berpuasa dan hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja dari puasanya ” (HR Ahmad, Ahmad, disohehkan oleh Al-Suyuthi).
Artinya, dia tidak mendapatkan pahala orang-orang yang berpuasa. Karena melanggar yang diharamkan dalam berpuasa, dengan melaksanakan berbagai maksiat dan kemunkaran.

Karena itu sebagian kaum salaf berkata: yang paling enteng dalam ibadah puasa adalah meninggalkan makan dan minum.

Nabi menjelaskan, puasa yang benar akan menjauhkan seorang Muslim dari perbuatan yang buruk dan akhlak yang tercela. Sabda Nabi:
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ إذا كان يَوْمُ صِيَامِ أَحَدِكُمْ فلا يَرْفُثْ ولا يَصْخَبْ فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ أو قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ أني صَائِمٌ أني صَائِمٌ
Puasa adalah prisai. Jika salah seorang diantara kalian sedang mengerjakan puasa, maka di siang hari itu tidak boleh mengatakan kata-kata yang jorok (rafats) dan berbuat keji. Jika ada orang yang mencela atau menyerangnya, maka katakanlah: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa” (Hadits sepakat Bukahri Muslim).

Inilah puasa sejati yang bisa membuat orang yang melakukannya sampai pada tujuan yang ingin dicapai:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (Al-Baqarah: 183).

Ust. Shaifurrokhman Mahfudz (Board of Imam CIDE-NSW)

Subscribe our Telegram Channel to get instant Ramadhan updates at:
https://t.me/cidensw
https://t.me/cidensw_ca